Kamis, 18 Desember 2008

Pelajau, cadangan makanan yang potensial

Tanaman pelajau (Pentaspadon motleyi) banyak tumbuh di sepanjang sungai. Bisa dijumpai di kabupaten Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, dan Ketapang. Mungkin di kabupaten lain di Kalbar juga ada….. Kabupaten yang saya sebut diatas berdasarkan info penduduk setempat dan hasil pengamatan selama survey.

Selama ini pelajau (ada juga yang nyebut pelanjau, empelanjau) sudah dikonsumsi masyarakat dalam bentuk mentah atau diolah sederhana, yaitu digoreng atau digunakan sebagai campuran dalam sayur. Dengan demikian secara empiris buah pelajau ini edible (dapat dimakan, tidak berbahaya). Pada zaman dahulu, pelajau sering digunakan sebagai cadangan makanan dengan cara buah pelajau (dikupas atau tidak) dikeringkan, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama, namun generasi sekarang sudah jarang yang menyimpan pelajau sebagai cadangan makanan.

Saya tertarik meneliti buah pelajau ini karena pada saat musim buah, begitu banyak buah pelajau yang hanya jatuh terbawa aliran sungai, tidak termanfaatkan. Sehingga saat itu kita bisa lihat sungai penuh dengan buah ini….but, sorry ada kesalahan teknis waktu itu sehingga kami tidak punyai foto yang bisa ditampilkan di sini….hiks.
Ini foto buah pelajau sebelum dikupas (kulit coklat tebal) dan setelah dikupas.






Penampilan biji buah pelajau sangat mirip dengan almond. Rasanya pun gurih, mirip sekali dengan rasa kacang-kacangan, walaupun dalam taksonomi biologinya tanaman pelajau masuk dalam famili Anacardiaceae, bukan kelompok kacang-kacangan (Leguminoceae).
Oleh karenanya perlu dilakukan analisis kandungan nutrisi dalam buah pelajau untuk mengetahui kandungan gizinya secara lebih tepat. Disamping itu dengan analisis kimia yang lebih lengkap, akan diketahui komponen khas yang ada dalam buah pelajau itu.
Hasil yang diperoleh dari analisis proksimat tepung biji buah pelajau diperoleh hasil: kadar air 9,96 %; kadar abu 3,10%; kandungan karbohidrat 23,2 %; protein 9,66 %; dan lemak 14,52 %.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa biji buah pelajau sangat potensial sebagai bahan pangan. Bahkan nilai lemak dan protein termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian biji buah pelajau sangat potensial digunakan sebagai bahan pangan dan dapat dijadikan cadangan makanan.
Hingga saat ini di laboraorium kami, Teknologi Hasil Pertanian (THP) Faperta UNTAN telah dilakukan pengolahan pelajau menjadi tepung, kemudian diaplikasikan pada berbagai produk makanan antara lain dibuat biskuit dan digunakan sebagai pengisi (filler) sosis. Sangat mungkin tepung pelajau digunakan sebagai bahan pembuatan bermacam-macam cake, mi, dan produk-produk lainnya.
Namun….ternyata musim pelajau ini tidak terjadi setiap tahun, namun 3 tahun sekali. Pengalaman saya menemukan pelajau dalam jumlah besar adalah pada akhir tahun 2006. Selanjutnya tahun 2007 dan 2008 saya coba cari informasi lagi, tapi tidak ada daerah yang panen raya. Kalo benar panen raya hanya terjadi 3 tahun sekali, susah juga yaa….
Selain itu saya juga belum punya informasi tentang jumlah pohon dan penyebarannya di Kalbar, sehingga belum bisa dihitung potensi produksinya.
Mungkin ada yang punya info? Bisa sharing dengan saya. Siapa tahu pelajau bisa dijadikan salah satu produk pangan yang bisa dieksplorasi lebih dalam lagi.

Warm regards,
Maherawati

Senin, 24 November 2008

Sagu (part 2)


Sagu, dengan nama ilmiah Metroxylon sagu, tersebar di beberapa kabupaten di Kalbar antara lain di Kab. Pontianak, Kab. Kubu Raya, Kab. Sambas, dan Kab. Sanggau. Sagu yang punya segudang potensi, dari cadangan bahan pangan hingga bahan bakar nabati....hingga saat ini belum belum termanfaatkan dengan baik.

Di daerah penghasil sagu, ekstraksi dilakukan secara tradisional, menghasilkan sagu basah dengan kualitas yang masih jauh dari standar. Dari para petani tersebut dibeli oleh tengkulak untuk disetor ke pabrik sagu. Barulah di sana dijadikan tepung sagu, dan dikemas untuk dijual lewat toko-toko dengan kemasan dan harga jual yang jauh lebih tinggi....wih....wih...

Selasa, 28 Oktober 2008

Sagu, tanaman yang terlupakan (part 1)

Pernah liat tanaman seperti ini. Mungkin ada yang mengira itu tanaman kelapa. Padahal itu adalah tanaman sagu. Memang sagu masih satu famili dengan kelapa, yaitu famili palmae.
Sagu, nama latinnya Metroxylon sp. Ada banyak jenisnya. Ada yang (pelepahnya) berduri, ada yang tidak berduri. Di Kalimantan Barat sebagian tanaman sagu berupa jenis yang tidak berduri. Sentra sagu ada di kabupaten Sambas, Kubu Raya, Sanggau, dan Ketapang.

Seneng liat hutan-hutan sagu di daerah....


Di desa Sui Bemban, banyak sagu di tepian parit dan rumah penduduk....

Setelah dewasa, sagu dipanen dengan cara ditebang, kemudian dipotong-potong sepanjang kurang lebih 1 meter, lalu diikat bersambungan. Kemudian dihanyutkan melalui parit.

Setelah itu batang sagu dibelah, bagian tengahnya yang berupa pati diekstrak. Ekstraksi yang selama ini dilakukan di masyarakat masih sangat tradisional.

Itu dulu yaa... nanti ditambah lagi info tentang cara ekstraksinya.

Minggu, 26 Oktober 2008

Laskar Pelangi ½ h(m)ati


Sabtu, 25 Okt 2008 hari libur di Pontianak karena ada pilwako. Pagi harinya sepintas baca judul-judul di koran, ada berita tentang anak2 sekolah yang nonton bareng Laskar Pelangi. Wah….udah dipake nonton bareng, berarti udah mulai sepi nih, pikirku. Karena memang udah rencana pengin ngajak Fira dan Dila, anakku, nonton maka hari itu selepas duhur kami berangkat ke Mega mall.
Di rumah aku udah pesen sama Fira, kalo nanti masih desak2an, gak jadi nonton ya. “Oke…” jawab Fira. Aku memang paling gak suka di keramaian, orang yang desak2an, dsb. Sesampainya di mega mall, kami naik lantai paling atas. Begitu nyampe di bioskop, masyaAllah…antrian tiket sudah puanjang sekali, saat itu baru jam 12an, padahal penjualan tiket baru dibuka jam 13.30. Aku bilang ke Fira, “Gimana mbak…rame banget nih, gak usah yaa..” Fira kelihatan kecewa. Ya udah deh, buat nyenengin anak, aku tetep ngantri.
Berdesak2an, hal yang paling tak kusenangi, akhirnya terjadi. Puuh….akhirnya loket penjualan tiket dibuka! perlahan-lahan antrian maju satu persatu. Ternyata untuk mendapatkan tiket laskar pelangi banyak sekali kejadian yang seru. Ada orang yang nyerobot antrian, itu sih biasa… Ada lagi nih, seorang remaja yang datang berkelompok (kira2 6 orang). Dia kayaknya gak mau antri. Yang dia lakukan adalah minta nitip sama orang-orang yang antriannya udah di depan. Gak tanggung-tanggung….gak pantang menyerah, hampir semua orang dia tanyain “Boleh nitip gak….”. Dia butuh 4 tiket lagi, bisa-bisanya juga dia nitip 1 aja, atau 2 aja. Ngeteng pun jadi….
Akhirnya tinggal beberapa meter dari loket. Denger2, tiket untuk jam 2 udah abis. Aku rencanain, kalo jam 2 abis aku mau ambil jam 5. Karena tadi si kecil, Dila, kayaknya gak begitu berselera untuk nonton, rencananya tak balikin dulu, baru nanti dateng lagi sama Fira.
Begitu sampai di depan loket, “Mbak, tiket jam 2…” tanyaku.“Udah habis, ada yang jam 5 keatas”. “Oke, saya ambil jam 5, dua tiket”.
Aku keluar dari antrian dengan membawa 2 tiket laskar pelangi unutk jam 5. Saat itu baru jam 2an. Dila minta main2 ke bee bee land. Ya udah, kita maen-maen dulu. Di tempat bermain, Dila & Fira asyik gambar2 n main beraneka permainan di sana.
Rencananya jam 4an Dila tak bawa balik dulu, baru setelah itu berangkat lagi nonton sama Fira. Eh, iya…dari tadi bapaknya gak ikut2 dalam cerita ini, soalnya beliau lagi jadi panitia KPPS…jadi lagi sibuk2 sama itung2an suara pilwako.
Sambil nemenin main, aku pikir-pikir….tadi ambil jam nonton jam 5, tepatnya jam 17.10, film kurang lebih 2 jam, berarti selesai jam 19. Lha, kalo baru keluar dari bioskop jam segitu, sholat magribnya gimana?....Waduh! Boleh gak sih sholatnya dijamak karena nonton film? aku masih pikir-pikir….
Setelah selesai main, ternyata Fira gak begitu kepikiran lagi nonton film. Dia tahunya dapet tiketnya untuk besok. Kemudian tak bilangin, “Mbak…sebenarnya kan dapet tiket jam 5 sore ini, tapi kalo kita jadi nonton nanti ibu sholat magribnya gimana? Kapan-kapan aja ya nontonya….”. Fira mengangguk, sepertinya dia udah dapet mainan baru (beli patung2 untuk dicat di rumah) sehingga gak kepikiran untuk nonton lagi.
Akhirnya tak putusin untuk batal nonton hari itu. Biarlah udah penuh perjuangan dapet tiketnya, tapi aku gak mau ngorbanin sholat magrib hanya gara-gara nonton film. Gitulah ceritanya mau nonton laskar pelangi dengan perjuangan setengah mati, tapi ternyata dapetnya…setengah hati.Lain kali….itung-itung jam kalo mau liat film…he..he…

Kamis, 23 Oktober 2008


Gambar ketupat Dila.....
Anak-anak heboh menyiapkan ketupat untuk lebaran. Bantu masukkin berasnya....dimana lubangnya bu? tanya mereka. Persis kayak ipin-upin. Setelah jadi ketupat...Dila exicted!

Lebaran di Yogya

Semula lebaran kali ini gak rencana mudik ke Yogya, tapi mendadak anak-anak minta pulang. Akhirnya disusunlah rencana dadakan untuk mudik. Anak2 & bapaknya pulang dulu tgl 3 Okt. Saya nyusul, karena tgl 7 okt ada seminar di Jakarta. Seminar selesai tgl 9, kmd nyusul anak2 di Slawi (setelah dr Yogya anak2 meneruskan perjalanan ke Slawi-rumah mertua). Jadilah pertemuan itu terjadi di Slawi....
Tanggal 11 balik ke Yk. Yah...kayaknya gak lama nih di Yk, karena tgl 15 sudah balik lagi ke Pontianak.

Selasa, 23 September 2008



Fira (8th), Dila (6th), n bapaknya.

Fira, si 'ndut, sekarang kelas 3 SD, hobi gambar n nulis. Gambar kesukaan tentang makanan n princess...

Dila, biasa dipanggil Adek, si cemrewek di rumah. Kalo udah ngomong kayaknya gak bisa berhenti. Kalo gak ada dia....'aman dikit dunia'...

Kenalan dengan blog

Rabu, 24 September 2008

Siang-siang....puasa pula. Cuaca di Pontianak sedang titik kulminasi matahari, so....puanas banget!! Nyoba-nyoba bikin blog, siapa tahu nambah temen.