Sabtu, 01 Agustus 2009

Belajar ngeblog di mall

Hari ini, Sabtu 2 Agustus 2009 mulai jam 10 pagi s.d. 3 sore ada acara workshop blogging dengan tema "ngeblog, dari hobby menuju prestasi". Pembicaranya Eddy Setyawan yang merupakan penggiat aktivitas online di Pontianak.
Peserta workshop terdiri dari mahasiswa sampai ibu rumah tangga..... eh, bapak rumah tangga juga ada kok.
Lumayan banyak masukan baru untuk blogger pemula seperti saya.
Ternyata.... masih banyak ilmu ngeblog yang belum dipelajari.

Minggu, 05 Juli 2009

Penebangan Sagu .... awal sebuah penelitian

Aduh .... lama banget gak posting blog.
Kalo mau alasan, banyak banget yg bikin gak posting. Yang nggak sempat lah, yang gak ada info baru lah, yang males lah .... tapi kayaknya alasan terakhir itulah yang paling tepat ... hehe.

Tapi memang saat-saat ini baru banyak banget yang harus dikerjakan. Mulai dari kerjaan rutin kuliah - koreksi - bimbing skripsi dan sebagainya. Selain itu berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat juga harus segera dilaksanakan. Memang sebenarnya tugas dosen tu komplit..plit! Tugasnya sak dos .... gajinya sak sen ..... katanya.
Tapi kalo semuanya dikerjakan dengan ikhlas, dan bukan semata-mata karena materi, insyaAllah dimudahkan jalan rejeki (yang lain) .... Amin.

Dari kerjaan di penelitian, sekarang ini saya baru mulai meneliti tentang tanaman sagu. Lokasinya di Desa Sui Bemban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya. Di sana memang sentra hutan sagu yg masih alami....
Pada penelitian ini akan diambil sampel-sampel batang sagu dari berbagai lokasi. Dalam tulisan di atas kertas, pekerjaan pengambilan sampel ini kelihatannya mudah saja dikerjakan. Tapi setelah sampai di lapangan ..... my God, susah banget.
Bayangin aja, tanaman sagu dengan tinggi batang rata-rata 25 meter (kalo plus tinggi daun sekitar 30an meter), harus ditebang dengan kondisi sekelilingnya yang penuh dengan pohon sagu dan pohon-pohon lainnya.
Saat pohon sagu tumbang ...... debuuuummmmm .....menggetarkan bumi sekitarnya.

Pohon sagu siap ditebang

Habitat tanaman sagu biasanya ada di daerah rawa-rawa, jauh di pedalaman. Itulah sebabnya banyak orang kurang mengenal tanaman yang sesungguhnya sangat potensial sebagai bahan pangan ini. Tadi sudah bisa mbayangkan tinggi tanaman sagu kan .....Mungkin dengan lihat foto ini lebih kebayang lagi seberapa besar tu tanaman sagu sesungguhnya.

Asisten penelitian saya, Haripin, dengan daun sagu yg telah ditebang.
Lihat tuh...
Perbandingan panjang daun sagu dengan tinggi orang .... raksasa banget kan tanaman ini....;))

Yang dipegang itu adalah daun bendera, daun yg muncul setelah tanaman tua/akan panen. Daun ini biasanya lebih pendek dari daun-daun lainnya.
Yang disebelahnya daun sempurna.

Setelah sagu ditebang, maka sampel yang diambil adalah bagian batangnya yang mengandung empulur (pith). Sesaat setelah ditebang batang ini berwarna putih cerah, segar sekali ...... namun jika telah kontak dengan udara selama beberapa lama, maka akan berubah warna menjadi kecoklatan.

Ini dia hasil samplingnyaSiap-siap di bawa ke Pontianak untuk dianalisa.Kami buat sampling berbentuk tabung, dengan alat yang dirancang khusus untuk mengambil empulur dalam batang sagu berbentuk tabung.
Alat terbuat dari stainless steel.



Penelitian ini mendapat dukungan penuh dari my hubby, Dr.Ir. Iman Suswanto, MP..... thanks darlin ....^_^.
Kebetulan pula beliau punya objek pengabdian masyarakat di daerah itu. Sekali rengkuh ... dua tujuan terlampaui.... hihihi.

Kok malah maen air sih .... pak.
* hehe .... anak-anak pengin banget ikut ke desa, pengin ngrasain naik perahu kayak bapaknya itu...... Pengin nngajak sih, tapi medannya berat banget, gak tega ....*

Mungkin tak bosan-bosannya saya bercerita atau menulis tentang potensi sumber daya alam di Kalimantan Barat ini. Semuanya itu bak intan yang masih terpendam, belum memancarkan sinar kemilaunya pada dunia. Dibutuhkan kerjasama berbagai pihak, dalam hal ini pemerintah daerah-peneliti-masyarakat untuk dapat memberdayakan potensi tersebut menjadi sesuatu yang akan lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Jangan sampai susah payah masyarakat hanya dihargai dengan lembaran rupiah yang habis untuk makan sehari-hari.
Perlu diketahui juga, sebagai salah satu conoth. Dari daerah penghasil sagu tersebut, mungkin sudah trilyunan rupiah mengalir .... namun, sampai saat ini, masyarakatnya belum bisa menikmati listrik!
Sungguh ironis!

Dengan semangat itu pulalah, saya selalu tegerak untuk dapat mengamalkan sedikit ilmu saya ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan yang sangat tinggi....tapi dengan keyakinan dan keikhlasan, insyaAllah didengar dan diridhoi Allah SWT. Amin.

Jumat, 24 April 2009

Lomba Pengolahan Makanan Nabati (part 2)

Inilah hasil lomba hari ke-2.....





Keripik Jagung Manis
(Tri Ramdani, dkk)



Bola-bola Singkong
(Ririn Syafariani, dkk)



Crispy Kulit Singkong
(Yamin, dkk)



Selai Jeruk
(Zahari, dkk)




Sosis Ubi (Zulfiandi, dkk)




Puding Jambu Biji Merah
(Reni Sukmayanti, dkk)





Ubi Chips
(Novie Rahmawati, dkk)



Semoga di lain kesempatan kreativitas mahasiswa lebih meningkat lagi....







Kamis, 23 April 2009

Lomba Pengolahan Makanan Nabati (part 1)




Dalam rangka memperingati Dies Natalis Politeknik Negri (Polnep) Pontianak ke-22, dilaksanakan Lomba Pengolahan Makanan Nabati.
Lomba ini boleh diikuti oleh mahasiswa Polnep dari semua jurusan.
Tujuannya adalah melakukan diversifikasi pengolahan makanan dari hasil pertanian/perkebunan Kalbar. Dari 45 proposal yang masuk, diajukan 15 proposal yang dipresentasikan di depan juri.
Ini hasil presentasi hari 1….silakan menikmati.




Snack Biji Karet rasa Keju balado
(Sugeng Prasetiyo, dkk)




Dodol Pati Jagung Manis
(Eva Nuritasari, dkk)




Dodol Ubi Jalar Ungu
(Marliawati, dkk)




Bingka Sukun
(Sananti, dkk)




Keripik Tapai Ubi Kayu
(Nurul Hildawati, dkk)




Pizza Pisang Toping Buah
(Rini Rifa'atul Jannah, dkk)




Samosa Asam Manis
(Feridiansyah, dkk)




Steak Ubi Jalar Saus Teriyaki
(Gihon Dwi Santoso, dkk)


Juri yang tugasnya menguji proposal yang diajukan dan mencicip hasil masakannya sampai kekenyangan.....

Jumat, 13 Februari 2009

Segarnya minum cincau (Cyclea barbata)

Cincau merupakan jenis gel nabati yang mempunyai kandungan karbohidrat/serat tinggi, biasa digunakan sebagai bahan minuman. Bahkan mungkin sudah ada yang sangat menyukai minuman ini. Sebenarnya ada banyak jenis cincau, tapi mungkin yang sering kita temui dan dipasarkan secara komersial adalah cincau hitam. Hal ini kemungkinan karena cara pembuatan dapat discale up sampai tingkat industri besar, kemampuan membentuk gel cukup stabil, dan dapat bertahan lama.
Beberapa tanaman yang dapat dijadikan gel cincau adalah cincau hitam, cincau perdu, cincau hijau, dan cincau minyak.
Cincau hitam terbukti sudah diproduksi secara komerisal, banyak produk yang sudah terpajang di toko2. Teknologi yang digunakan juga sudah merupakan teknologi mutakhir dalam industri minuman, yaitu pengemasan kaleng.
Secara umum manfaat cincau adalah sebagai ‘penyejuk perut’, hal ini karena dalam bentuk gel cincau akan mudah dicerna sehingga mencegah perut kembung atau keadaan abdoment discomfort. Jadi selain segar diminum, manfaatnya juga nggak main-main kan….
Sebenarnya bagi yang pengin selalu menikmati minuman segar ini setiap saat, jenis cincau hijau sangat cocok ditanam di pekarangan rumah. Jenis cincau ini dapat dibuat minuman segar hanya dengan mengambil beberapa lembar daunnya, waktu membuatnya pun tidak terlalu lama.

Ini tamanan cincau yang baru saja diremajakan. Kebetulan ada di pekarangan orangtua saya di Yogya. Tanaman ini sudah berumur sekitar 5 tahun. Pada saat itu memang sengaja dipangkas dahan-dahan yang sudah tua, biar nampak segar. Karena dahan tua tanaman ini biasanya mengering sehingga kurang sedap dipandang.
Karena hobi minum cincau hijau dan susah dapetin tanaman ini di Pontianak, bela-belain bawa bibit tanaman cincau ini untuk ditaman di rumah lho.
O,iya…perbanyakan tanaman cincau hijau dilakukan dengan umbinya lo, bukan dengan stek/potongan dahannya.
Cara pembuatan gel cincau hitam sangat mudah, gini nih…
Ambil 10-20 daun cincau yang sudah tua (warna hijau tua), cuci bersih, kemudian diremas-remas dalam air. Air yang digunakan adalah air matang karena proses pembuatan ini tidak menggunakan pemanasan. Jumlah air yang digunakan dikira-kira secukupnya saja, jangan terlalu banyak. Jika air terlalu banyak, gel yang dihasilkan lembek, kurang nyaman untuk campuran minuman.





Saat meremas akan terasa keluar lendir2 dari daun tersebut, lendir inilah yang akan menjadi gel. Jika air remasan sudah terasa mengental maka dapat dihentikan. Kemudian disaring untuk memisahhkan dengan sisa-sisa daun remasan. Tempatkan cairan dalam wadah bersih, kemudian didiamkan agar gel dapat mengental Penyimpanan dapat dilakukan di lemari es. Kurang lebih 3-4 jam akan terbentuk gel yang sudah dapat dikonsumsi.


Cara penyajian minuman cincau hijau biasanya dengan tambahan santan dan gula merah. Rebusan santan yang ditambah daun pandan, semakin menambah nikmat minuman ini. Bagi yang tidak suka santan, bisa kali dengan tambahan sirup aja….(belum pernah nyoba).
Gitu dulu informasi singkat tentang cincau, semoga bermanfaat.

Senin, 19 Januari 2009

Brongkos bo....

Lama gak posting neeh...sibuk target akhir tahun :p...dan resolusi awal tahun...:D.
Akhir dan awal tahun lalu kan liburan sekolah anak2 plus liburan panjang kantor, saat-saat seperti itu paling ribet banget buat ibu2. Anak2 ngajakin jalan terus....alasannya karena liburan harus ada kegiatan di luar rumah. Pusing mau kemana nih...di Ptk sudah banget cari lokasi untuk main sama anak-anak. Ada sih beberapa, yaitu mall, mall, dan mall......:)).

Selain diribetin sama keinginan anak-anak buat jalan, ada lagi yang jadi 'beban' si mommy....harus selalu nyiapin beragam aneka makanan, jajanan, or camilan di rumah. Secara semua orang acaranya nyantai....manjain diri dan lidah. Pusing dua kali nih!


Bapaknya minta dibuatin rawon. Setelah berburu resep akhirnya jadi juga. Lihat rawon yang sudah siap santap kepikiran...kok rasa dan bentuknya kayak brongkos ya....
(Catt: "brongkos" makanan tradisional dr Yogya).


Senjata andalannya keluar, telp ibu di Yogya, gimana resep brongkos mi? Beliau nyebut bumbu2 dan bahan2nya. "Lho kok sama dengan bumbu rawon" kataku. "memang, cuma ditambah santan doang...." Bedanya lagi, kuah rawon hanya diisi daging aja, lalapan berupa taoge pendek dan daun kemangi disajikan mentah. Kalo brongkos tidak pake lalapan. Isi kuahnya: tahu, telur, dan yg khas adalah kacang tolo. Bagi yang suka bisa juga ditambah kulit melinjo. Akhirnya sebagian rawon tak sulap jadi brongkos. Untuk ngobati kangen....secara di Ptk gak nemu orang jual brongkos.
Sempet tak foto juga.........selamat menikmati!